This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

DIA

0 komentar

Cinta tuh gitu ya, selalu datang dengan tiba-tiba, dan nggak pernah disangka. Kayak dia, yang tiba-tiba dikirim, dan tiba dengan penuh perjuangan keras demi bisa menjalani ibadah terpanjang seumur hidup.

3 tahun sendiri juga bukan waktu yang pendek. Banyak perjuangan yang aku lewati sampai aku bertemu dia. Aku bertemu dengan banyak pria diluar, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang bisa meyakinkan aku bahwa mereka adalah "pilihan yang tepat". Dia juga pernah menjadi salah satu dari mereka yang belum bisa meyakinkan aku bahwa dia adalah orang yang tepat. Dengan kesabaran, ketelatenan, dan doa dia yang nggak pernah putus, dia berhasil meyakinkan aku bahwa "ya, kamu orang yang tepat buat saya".

Akhir 2021 menjadi awal pertemuan kami "kembali". Ya, kami pernah bertemu sebelumnya di pertengahan 2021. Namun hanya sebatas bertemu. Tidak ada yang serius di pertemuan pertama kami. Keseriusan ada di akhir 2021. Kami bercerita banyak hal, lika-liku percintaan kami di masa lalu dengan pasangan masing-masing, kehidupan sosial kami, pekerjaan kami, lingkup pertemanan kami. Sampai aku bertemu dengan sebuah lingkungan yang hangat, yang nggak pernah aku temui sebelumnya dan aku menginginkan lingkup keluarga yang seperti ini. Semuanya berkumpul, hangat, bercerita satu sama lain. Sebuah lingkungan yang membuat dia tumbuh menjadi dia yang saat ini aku kenal. Dan pertama kalinya aku bertemu dengan Ibu dan Bapak.

Awal 2022, menjadi awal cerita kami dimulai. "Will you marry me?", and I said yes. 
Aku menerima lamarannya melalui telepon di tengah malam. Sejak saat itu, aku siap menerima apapun kekurangan dan kelebihannya. 

Sejak lamaran itu, perjalanan kami dimulai. Banyak rintangan yang harus kami lalui. Di hari menuju lamaran resmi kami, kami dihadang oleh permasalahan budaya di keluarga kami. Kami paham, menyatukan dua keluarga memang tidak mudah. Banyak pro dan kontra yang terjadi di keluarga kami masing-masing. Dengan adanya masalah ini, tidak membuat kami menyerah. Kami terus maju dan berjuang bersama apapun yang terjadi. Selama satu bulan kami bergelut dengan masalah keluarga kami, akhirnya kami menemukan titik terang dan lamaran kami berjalan dengan lancar.

Menuju ke hari H pernikahan kami, perjalanan kami juga tidak mulus. Rintangan yang kami lalui lebih berat. Awalnya aku takut dia menyerah. Namun, dia berhasil menguatkan aku dan keluargaku. Dia berusaha sekuat tenaga meyakinkan aku dan keluarga bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku dan dia paham kalau rintangan kami akan terus bergulir sampai di hari H pernikahan kami. Satu hal yang kami yakin, kami harus terus menguatkan diri satu sama lain, berdoa, berpasrah, dan yakin semuanya akan baik-baik saja.

Sampai di awal 2023, hari bahagia kami tiba. Percaya tidak percaya, kami sampai di hari itu. Beberapa hari menjelang hari bahagia kami, banyak kekhawatiran yang timbul di pikiranku. Banyak ketakutan yang muncul di pikiranku tentang dia. Seperti biasa, dia selalu bilang aku harus tenang dan semuanya akan baik-baik aja. Di hari bahagia kami, aku tidak bisa melihat dia, karena kami sedang menjalani masa pingitan. Kami dilarang bertemu satu sama lain, sampai ijab qabul terucap.

Di lokasi akad nikah berlangsung, hanya doa yang terucap di bibir. Dari kejauhan aku melihat dia, didampingi dengan beberapa orang keluarganya. Terlihat Ibu dan Bapak disana yang mendampinginya. Aku melihatnya masuk ke dalam gedung pertemuan dimana ruangan akad nikah berlangsung. Aku menunggu sampai ijab qabul terucap.

Dan..... setelah hampir 1 jam aku menunggu prosesi ijab qabul berlangsung, akhirnya prosesi berhasil terlaksana. Mama dan Ibu memanggilku dan menggandengku berjalan bertemu dengan suamiku. Ya, aku melihatnya berdiri tegap di kejauhan. Makin dekat aku berjalan, dia rapuh. Dia menangis dan aku menghampirinya dengan senyum. Aku menyambut tangannya dan mencium tangannya, sembari dia berdoa di keningku. 

Percaya nggak percaya, aku dan dia berhasil melewati semua lika-liku yang muncul selama satu tahun di perjalanan kami. Kami menikah tepat di satu tahun dia melamar melalui telepon. Satu tahun sebelumnya, di hari yang sama, dia masih menjadi seorang pria yang memberanikan diri untuk melamarku. Satu tahun kemudian, kami sah menjadi suami-istri.

Bersyukur sekali aku punya suami seperti dia. Dia menjadi orang paling siaga di kehidupanku. Dia memperhatikan detail sekecil apapun yang aku lakukan. Kemanapun aku pergi dia selalu menjaga dan nggak pernah mau jauh dari aku. Ketika kami kesal satu sama lain, dia selalu berusaha mencairkan suasana dan mencari cara supaya aku nggak marah atau nggak kesal lagi sama dia.

Teruntuk suamiku.....
Terimakasih ya sudah hadir di hidup aku. Terimakasih atas perjuangan yang sudah dilakukan dan jangan berhenti buat berjuang, karena masih banyak yang harus kita perjuangkan pasca menikah. Aku sangat sangat bersyukur bisa bertemu seseorang kayak kamu, yang mungkin diluaran sana 1:1000 orang kayak kamu. Bersyukur banget kamu bisa sesabar ini sama aku yang suka moodswing nggak jelas, bisa menerima kekuranganku. Mungkin kalo dibanding dengan wanita diluaran, wanita diluaran banyak yang lebih baik dari aku. Tapi kamu masih tetap bertahan sama aku, dan mau berjuang membimbing aku supaya aku bisa jadi lebih baik dan jadi orang yang lebih bermanfaat buat sekitar. Semangat sayangku, kita berjuang bareng-bareng ya.

 
Vita_AnggrahiniVita © 2012 | Designed by Meingames and Bubble shooter